Beranda | Artikel
Cukup Bagiku Satu Ayat Ini – Syaikh Abdullah al-Mayuf #NasehatUlama
2 hari lalu

“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebaikannya dihadapkan kepadanya…” Maksud “kebaikan” adalah segala amalan yang dapat mendekatkan pelakunya kepada Allah ‘Azza wa Jalla “…begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya.” (QS. Ali Imran: 30).

“Kejahatan” yakni segala hal yang dapat menjauhkan pelakunya dari Allah ‘Azza wa Jalla, seperti dosa-dosa dan kemaksiatan. Semua itu akan ditemui oleh pelakunya pada Hari Kiamat.

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, pasti kelak akan melihat (balasannya).” (QS. az-Zalzalah: 7).

“Dan barang siapa yang mengerjakan kejelekan seberat zarrah pun, pasti kelak akan melihat (balasannya).” (QS. az-Zalzalah: 8).

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat ini kepada paman al-Farazdaq. Yakni al-Farazdaq sang penyair terkenal. Saya lupa namanya sekarang, wahai saudara-saudara. Kalau tidak salah, disebutkan oleh Ibnu Katsir.

Paman al-Farazdaq itu lalu berkata kira-kira maknanya seperti ini, “Cukup bagiku ayat ini!” Dia berkata, “Ayat ini cukup bagiku!” Cukup dalam hal apa, wahai Abu Abdillah? Dalam mengerjakan kebaikan dan berhati-hati dari keburukan.

Jika keburukan sebiji sawi akan kamu lihat dan kamu terima balasannya dan kebaikan sebiji sawi akan kamu lihat dan kamu terima balasannya juga maka tidak diragukan lagi – wahai saudara-saudara – bahwa ini akan menjadi penyemangat untuk berbuat dan memperbanyak kebaikan dan menjauhkan manusia dari keburukan, meskipun itu sekecil apa pun.

====

يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا الْخَيْرُ كُلُّ مَا يُتَقَرَّبُ بِهِ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ

كُلُّ مَا يُبْعِدُ عَنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ آثَامٌ وَمَعَاصٍ سَتَجِدُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

كَمَا قَالَ عَزَّ وَجَلَّ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

لَمَّا قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَذِهِ الْآيَةَ عَلَى عَمِّ الْفَرَزْدَقِ الْفَرَزْدَقُ الشَّاعِرُ الْمَشْهُورُ غَابَ عَنِّى اسْمُهُ يَا إِخْوَانُ يُمْكِنُ ذَكَرَهُ ابْنُ كَثِيرٍ

قَالَ يَعْنِي مَعْنَى كَلَامِهِ حَسْبِي هَذِهِ الْآيَةُ قَالَ تَكْفِينِي هَذِهِ الْآيَةُ تَكْفِيهِ فِي مَاذَا يَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ؟ فِي عَمَلِ الْخَيْرِ وَالْحَذَرِ مِنَ الشَّرِّ

إِذَا ذَرَّةٌ مِنَ الشَّرِّ سَتَرَاهَا وَتَلْقَى جَزَاءَهَا وَذَرَّةٌ مِنَ الْخَيْرِ سَوْفَ تَرَاهَا وَتَلْقَى جَزَاءَهَا لَا شَكَّ هَذَا يَا إِخْوَانِي يُنَشِّطُ عَلَى عَمَلِ الْخَيْرِ وَالْإِكْثَارِ مِنْهُ وَيُبْعِدُ الْإِنْسَانَ عَنِ الشَّرِّ وَلَوْ كَانَ أَقَلَّ قَلِيلٍ


Artikel asli: https://nasehat.net/cukup-bagiku-satu-ayat-ini-syaikh-abdullah-al-mayuf-nasehatulama/